Monday 28 March 2011

Cintaku kepentok di situs jaringan mencari jodoh (part 1)

Dulu cukup banyak orang yang bertanya-tanya kapan dan bagaiman gue bisa bertemu dengan suami gue sekarang. Dari yang bertanyanya dengan nada malu-malu tapi besar keingin tahuannya sampai yang straight to the point bertanya dengan nada percaya diri. Apalagi dengan perkawinan kedua ini, rasanya memang wajar kalau banyak orang yang "penasaran" dengan proses pertemuan kami, ditambah dengan perbedaan warna kulit yang sangat kentara diantara kami :-)

Untuk gue pribadi pertanyaan tersebut tidak membuat gue menjadi kagok atau merasa tidak enak hati untuk menjawabnya, karena proses pertemuan gue dengan suami yang sekarang terbilang cukup unik dan indah apablia gue mengingatnya kembali. Dan gue yakin sekali masih banyak orang yang bertanya-tanya kapan dan bagaimana gue bisa bertemu dengan Pascal sampai kami bisa menikah sekarang ini. 

Kalau kata-kata mutiara mengatakan : "jodoh, rejeki & maut di tangan Tuhan" itu memang benar adanya. Kita tidak pernah tahu kapan dan dimana kita akan menemukan belahan jiwa, sometimes it takes for long time until we find it, sometimes in the very short time. We never know...walahualam...

Sebelum bertemu dengan Pascal, love story gue bukanlah sebuah cerita yang cukup indah untuk diceritakan dan  terlalu banyak drama dalam perjalannannya. Perjalanan cinta yang berakhir cukup ironis bagi gue membuat hati gue remuk lantak dan hancur in pieces... Rasanya gue tidak punya lagi harapan dan semangat menjalani masa depan dengan seorang disamping gue. Rasanya mustahil dengan usia gue yang pada saat itu 32 tahun untuk mencari pasangan hidup dan memulai sedari awal lagi. Rasa tidak percaya diri karena usia yang tidak muda dan status pernah menikah sebelumnya membuat gue menjadi semakin sinis melihat masa depan percintaan gue. 

Melihat keadaaan gue yang sepertinya terpuruk karena cinta  membuat beberapa sahabat mencoba membantu mengembalikan semangat gue untuk mencari "the soulmate". Dari mulai cara tradisional dicoba yaitu mencoba mengenalkan teman lelakinya atau menjadi mak comblang buat gue. Tapi lah ya kok tetap saja tidak ada satupun yang kena dihati gue. Rasanya ada saja yang kurang pas. Ya cara ngomongnya si tuh cowo, cara dia pakai baju, ya mukanya lah, sampai cara dia dance aja bisa jadi bikin gue mendadak ill feel gara-gara dia joget kok kaya kakinya dua-duanya kiri!.... Pokoknya dalam hati gue, biar gue gak kece dan gak muda lagi, yang penting standard kudu tetep tinggi!...*sombong bener nih perempuan :-p*

Dan sampai suatu saat, salah satu sahabat gue memberi ide yang menurut gue pada saat itu adalah "mission imposible". Dia forcing gue untuk ikutan daftar disalah satu dating site yang mana orientasinya adalah cewek-cewek Indonesia yang looking for western men. Wak, wak!!!!!.... edannnn!!!!... mana bisa kita cari cowok serius di tempat seperti begitu. Yang ada juga mereka pasti semuanya unreal, gak nyata!... Tapi sahabat gue meyakinkan gue bahwa hal tersebut worth untuk dilakukan karena sudah banyak case yang berhasil dan salah satunya terjadi pada rekan kerja gue. 

Okay, okay...akhirnya gue menyerah dan mencoba untuk mendaftarkan diri di situs tersebut. Dan tidak hanya satu situs yang gue pakai tapi 2 situs gue ikutin...*sigh*... 

Ketika kita mendaftarkan diri pada jaringan situs mencari jodoh tersebut, salah satu field yang harus kita isi adalah kriteria cowok yang kita inginkan dan menceritakan tentang diri kita sendiri. Dan ketika mengisi kolom tersebut, gue benar-benar jujur mengatakan apa yang gue inginkan dari seorang lelaki dan jujur menceritakan tentang diri gue sendiri. Pada saat itu, orientasi gue adalah lelaki berusia 35-45 tahun dan gue menceritakan jujur bahwa gue adalah seorang single parent yang mencari lelaki untuk menjadi pasangan hidup not only for fun. 
Tanpa lupa memasang foto-foto yang menurut gue cukup menarik, gue klik tanda setuju dengan semua persyaratan dan ketentuan yang berlaku di situs jaringan mencari jodoh tersebut. Dan dimulailah phase pencarian jodoh lewat dunia maya ini...

And surprisingly, tidak lama setelah gue mendaftarkan diri, gue menerima tidak sedikit email yang tertarik untuk mengenal gue. Dan lucunya usia dari sipengirim email cukup bervariasi. Dari mulai usia 25 tahun sampai 55 tahun...(I was wondering at that time if they have read the condition that I wrote on my profile). Dari mulai yang tertarik ingin bertemu langsung sampai yang jujur mengatakan hanya ingin kenalan untuk having fun saja. Setiap hari ada saja email yang masuk dari berbagai macam jenis lelaki. Dan biasanya gue ajak sahabat gue untuk menyortir lelaki yang mana saja yang bisa diprogress...:-)

Dan salah satu lelaki yang menurut sahabat gue patut untuk diprogress adalah lelaki Australia berusia 54 tahun yang sering sekali datang ke Bali untuk bisnis trip dan selalu stay di The Legian, yang terkenal as a luxury hotel...hmmm...tapi kalau gue lihat dari profile picturenya rasanya gak banget deh untuk gue making appointment walau dia punya yacht di Australia. Tapi sahabat gue ngotot memaksa gue untuk bertemu dengan si lelaki ini. Ahhhh...okay, mari kita coba peruntungan ini. Ketemulah gue dengan si lelaki ini, dan...ohhh nooo, rasanya gue ingin segera berdiri, balik badan dan ambil langkah seribu sambil copot sepatu supaya larinya bisa makin cepat. Lelaki itu terlihat tua bangetttttttttttttt!!!!.... Ya memang sih orangnya baik dan dibawakannya gue banyak sekali oleh-oleh, tapi apa yang harus gue jelaskan ke orang-orang seandainya gue jalan berdua dia. Masa gue harus bilang kalau itu "bokap" gue sih????... kan gak banget yaa??... Dan pada saat itu juga, gue clearly said that seems our age difference is too far for me.. 

And another silly story adalah ketika seorang lelaki berusia 45 tahun mengirim pesan ketertarikannya untuk mengenal gue lebih lanjut. Hmmm...seems he was an interesting man for me. Dia mengaku seorang single dan sering pergi ke Indonesia untuk berbisnis. Dan berceritalah dia pernah berlibur di hotel tempat gue bekerja dulu (yang mana hotelnya tergolong mahal dan berbintang lima). Dia bercerita mempunyai hubungan bisnis dengan salah satu company yang memproduksi suncream di Jakarta yang mana salah satu istri sahabat gue juga bekerja di sana. Yaaa, sebagai perempuan yang tidak bodoh, gue cek dong history guest di tempat kerja gue dulu tentang si lelaki ini dan memang benar dia pernah stay di hotel itu, tapi...tidak sendiri. It was mentioned Mr/Mrs.... meaning dia bukan single. Dan ketika gue cek istri teman gue tentang lelaki ini, ternyata dia juga benar berbisnis dengan company pembuat suncream tersebut tapi istri teman gue bilang, lelaki ini sudah punya cucu dan masih menikah. Hehhhhh?????... sialan!!!... kampret nih lelaki... And soon as I heard all the reality of him, I just immediately said Tchuess, bye-bye, sayonara, selamat tinggal, see you later aligator.. ahhhhh...susahnya mencari lelaki idaman hati...

Hal-hal seperti itu membuat gue semakin tidak percaya akan "kecanggihan" situs ini untuk mencari soulmate gue. Dan pada suatu saat ada satu pesan masuk dari seorang lelaki berusia 30 tahun berasal dari Switzerland yang mengatakan ingin mengenal gue lebih jauh. Dia bercerita bahwa dia sering datang ke Bali dan tinggal lama di Bali. Ahhh...another bullshit man popped in my message, dalam hati gue berkata. For me, he was not interesting. Lelaki yang usianya lebih muda dari gue, sering ke Bali, pernah tinggal lama di sini must be an asshole... that was my first impression tentang lelaki ini tanpa pernah sebelumnya gue bertemu dengan dia. Gue cuekin lah pesan dari lelaki itu. Eh, another day, he sent me another email. Still wanted to see me and know me better. Dalam hati gue bilang : malesssss...mending gue cuekin aja... But, still dia gak patah semangat. Dia kirim lagi email ketiga dan kali ini, sahabat gue bilang, gue harus bales pesan dari lelaki itu kali ini. Kita tidak pernah tahu apakah lelaki itu baik atau tidak kalau kita tidak mencoba berkomunikasi dengannya dulu. Okay, okay, gue baleslah email dia dan start from there the story begun...

Email pertama yang gue terima dari lelaki itu adalah di awal bulan April 2008. Everyday we always sent eachother an email and so many stories were shared and flowed naturally. Setiap ketikan huruf dari jari gue ketika menuliskan email untuk dia begitu terasa ringan dan natural. It was a weird feeling, karena sepertinya  gue sudah mengenal dia cukup lama karena ringan dan nyamannya hati gue ketika berbagi cerita mengenai diri gue. Rasanya gairah hidup gue kembali hidup dan setiap hari perasaan gue selalu penuh excitement karena gue tahu akan menerima email dari dia. And my nstinct said that he will be the one...  

It was a beautiful feeling between exciting, curious, nervous..macam-macam deh perasaan yang ada pada saat itu. Especially when he said that he would come down to Bali for holiday and wanted to see me personally setelah 1 bulan kita menjalin komunikasi hanya melalui email. Ohhhh..can not believe that I would see the man from far that I just knew from email to be in reality. Gue harus terlihat cantik, gue harus terlihat menarik, pokoknya gue harus tampil sempurna di depan dia nanti.

Dan tanggal 1 May 2008 adalah hari dimana pada akhirnya gue bertemu dengan lelaki yang selama 1 bulan ini membuat hidup gue kembali bergairah melalui email-email yang dia tulis untuk gue setiap hari... But another drama still continued after this met... 

No comments:

Post a Comment