Wednesday 9 March 2011

"Ibu, aku juga pengen dipeluk"...

Semua anak pasti tidak akan berharap memiliki orangtua yang bercerai dan harus hidup terpisah dengan orangtuanya. Tidak ada seorang anakpun yang berharap untuk tumbuh dewasa tanpa orangtua yang dekat dengan mereka. Dan saya sendiripun tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup menjadi anak yang kedua orangtuanya harus bercerai. The life must be so bitter...

But sometimes reality bites... Maura, anak kandung saya sendiri harus hidup terpisah dari ayah dan ibunya sejak kecil. Maura, anak gadis saya yang sekarang sedang tumbuh remaja sekarang ini harus melewati sebagian besar hidupnya bersama kakek dan neneknya sejak usia balita....(menarik nafas panjang)... Sungguh bukan kenyataan yang manis untuk anak-anak seusia dia. 

I realized I was being a selfish person, stubborn, inconsistent, unstable and childish. I was not really a good person, I must say... I shall not tell about my previous marriage here but what I can tell you that the consequence of my divorce had given a very bitter pill to my daughter.

Ketika perpisahan terjadi antara saya dan mantan terjadi, saya berfikir dengan "menitipkan" dia pada orangtua saya, dia akan merasakan kasih sayang & perhatian yang sama seperti kasih sayang dan perhatian dari orangtua kandungnya sendiri. But it is totally wrong. It´s completely different. 

Ketika saya kembali mengenang masa kecil dulu, saya merasakan betapa bahagianya saya ketika berkunjung ke rumah kakek dan nenek saya untuk berlibur karena dengan mereka saya bisa mendapatkan apa saja yang saya mau. But somehow tetap saja ada yang hilang ketika saya jauh dari orang tua kandung. Segalak dan sedisiplin apapun orang tua memperlakukan saya, tetap saja yang saya cari adalah mereka ketika saya butuh perhatian. Karena merekalah orangtua saya, orang yang mempunyai hubungan darah & batin langsung dengan diri saya... bukan kakek, bukan nenek, atau tante dan om yang selalu memanjakan saya. 

Banyak moment-moment special yang terlewatkan tentang Maura. Saya tidak pernah tahu kapan dia mulai tumbuh gigi, kapan dia mulai belajar merangkak, saya tidak ingat kapan dia mulai memanggil saya ibu, kapan dia mulai bisa membaca & menulis dan sayapun tidak ada disamping dia ketika dia berubah menjadi gadis remaja.... so sad...

Rasa bersalah semakin terasa menyesakkan dada saya, ketika saya melihat kenyataan yang ada betapa berbeda kehidupan yang dimiliki Maura dengan anak kedua saya dari perkawinan kedua. Perbedaan yang sangat tidak adil kalau saya boleh berkata jujur... 
Saya bisa mengingat setiap perubahan pada Malika sang adik setiap saat. Saya selalu berada 24 jam untuk Malika, saya selalu siap memeluk dia ketika dia menangis, terjaga semalaman menemani dia karena sakit, menyanyikan lagu dan mendongeng untuk dia sampai dia tertawa... but it seldom happened to Maura... 

I felt my heart was broken in pieces when I had to listen her crying today on the phone... I hardly heard her talking karena suaranya yang tercekat menahan sedih yang luar biasa. Dan saya harus menunggu beberapa saat sampai dia cukup tenang untuk mengatakan apa yang ingin dia sampaikan pada saya. 
Saya bisa merasakan betapa sulitnya dia mengatur emosi untuk kembali stabil agar bisa berbicara dan terdengar jelas ditelinga saya. Dan ketika nafasnya mulai teratur kembali, kata-kata yang terucap lirih penuh dengan kesakitan adalah :"Ibu aku juga pengen dipeluk... kenapa ibu gak bawa aku...kenapa aku harus disini sendiri".... *God, please don´t punish me like this... it was the most hurtful feeling to see her so down*... 

Don´t ask me what story behind that, don´t ask me why she was so down... it´s a family matter, too personal to share. It´s not important to share the issue behind that, but what matter to share is : "to all single parents out there, please stay close physically and mentally to your kids no matter how. We can not always say, that we pursue a career just because of our kids future. What they need the most is our arms to hold them when they need it and our shoulder for them to lie their head down"...

Saya hanya bisa berharap diberikan umur panjang, kesehatan dan kekuatan, agar saya punya kesempatan untuk menebus kesalahan saya pada Maura di masa lalu karena tidak sempurnanya saya merawat dia dan telah melewatkan moment-moment penting tentangnya.... 








3 comments:

  1. Li,
    Maura jadi dateng kan summer ini? It would be good for both of you!

    Hugs....

    ReplyDelete
  2. ibu bawa maura nya yah soon !!
    biar tante bonne (udin) bisa kenal sama maura,..
    very touching this blog dear,..

    semoga soon maura bisa kumpul yah disini, biar bisa barengan belajar bahasa planetnya (german maksudne) sama tante bonne. hehehe Gbu

    ReplyDelete
  3. @ Dina : Insya Allah jadi dateng, rencananya sih Pascal yang jemput dia.
    @ Bonne : nanti kalau Maura ada di sini, kita jalan2 bareng Bon..

    ReplyDelete