Monday 13 June 2011

Let´s go to mountain not to mall :)))

Yeayyyy...ada long weekend lagi dan kali ini Pascal gak harus pergi kerja hari Senin karena Swiss mempunyai public holiday yaitu Pfingsten (whit sunday, the 7th sun after Easter) hari Minggu dan Senin. Dan seperti biasa, kalau sudah public holiday semua perkantoran dan pertokoan di seluruh Swiss diliburkan (kecuali toko-toko di dalam station kereta & airport & beberapa restaurant tetap berjalan seperti biasanya). Jadi jangan harap kalau libur nasional di Swiss kita bisa punya ide jalan-jalan shopping ke mall-mall seperti di Indonesia yang kalau sudah hari libur langsung pertokoan dibanjirin oleh orang-orang. 

Apalagi ketika cuacanya bagus sekali, dimana matahari bersinar terang dan temperatur di luar di atas 25 derajat celcius... sudah bisa dipastikan masyarakat di sini lebih memilih melakukan aktifitas di luar daripada diam di rumah sekedar menonton TV atau leyeh-leyeh. Gak usah pergi jauh ke kota, di seputaran rumah saya saja banyak sekali orang yang bersepeda, jogging atau sekedar jalan-jalan bersama keluarga atau teman. 

Anak-anak sedari kecil sudah dibiasakan untuk menyukai alam dan berolahraga. Dikenalkan untuk lebih melakukan aktifitas outbound ketimbang diam di dalam rumah bermain game atau ke mall mengkonsumsi junk food. Anak-anak diajarkan untuk bisa lebih mandiri dan mengenal alam secara alami. 

Setelah hari Sabtu kita ikut berpartisipasi dengan mendatangi acara Indonesian Bazzar di Oerlikon yang mana saya hampir menghabiskan waktu seharian hanya dengan makan dan makan..hihihi... Pascal mempunyai ide spontan  untuk hiking ke gunung Rigi pada hari Minggu karena cuaca di luar lumayan bagus. Dan tanpa berpikir panjang lagi sayapun mengiyakan ajakan sehat dari suami untuk hiking karena mempertimbangkan perut saya yang mulai membucit ini harus segera dipapas kelebihannya :)

Dan kamipun segera mempersiapkan segala keperluan tanpa harus membuatnya secara dramatis, cukup satu botol besar air mineral, 3 buah pisang, makan siang untuk Malika, kaos untuk ganti, sunblock, uang secukupnya, pampers untuk Malika, tissue basah, handuk kecil & last but not least sudah pasti kamera kesayangan dong :). 

Pukul 11.30 pm tibalah kami di tempat dan kami melihat sudah banyak mobil diparkiran dan juga orang yang bersiap-siap untuk hiking ke gunung Rigi. Kamipun mulai mengatur siapa yang akan membawa apa. Dengan "gaya belagu" sayapun menawarkan diri untuk membawa ransel berisi barang2 bawaan kami dan Pascal cukup membawa Malika dengan Babybjorn nya. Sebenarnya Pascal menawarkan dirinya untuk membawa ransel dan juga Malika bersamaan, tapi saya pikir apa sih susahnya cuma bawa tas ransel jalan, gak susah kaleeee... 

Tapi ternyata, perjalanan ke atas gunung tidak seenteng yang saya pikirkan. 3 tahun lalu saya memang pernah hiking ke gunung Rigi tapi pada saat itu berat badan saya hanya 50 kg dan saya tidak perlu membawa apa-apa. Sementara sekarang, berat badan aja sudah naik 4 kg dari timbangan 3 tahun lalu ditambah harus bawa ransel yang beratnya sekitar 7 kg, yaaaa...mulai Senin Kamis lah nafas saya dan jantung berdetak seperti habis dikejar-kejar kamtib walau perjalanan baru memcapai 1 km...pfiiuuhhh.... But Pascal was always my hero, dengan sigapnya diapun mengambil ransel dibelakang dan hanya menyuruh saya berkonsentrasi untuk diri sendiri. Karena untuk dia, yang terpenting saya kuat berjalan dan bisa sampai di puncak gunung tanpa harus merasa suffer.... (jöööö...du bist soooo süüssss :))).

Tidak cuma kami yang menikmati perjalan ke atas gunung Rigi, Malikapun terlihat sangat menikmati pemandangan di sekitarnya. Tidak jarang kami mendengar dia bergumam, mengeluarkan suara-suara yang terdengar excited atau seperti sedang bernyanyi. Dan ketika kami berpapasan dengan orang-orang, seringkali kami mendengar mereka memberikan pujian kepada Malika how cute she is sitting on her Babybjorn dengan empengnya. Kadang-kadang Malika menoleh ke arah saya sambil menjulurkan tangannya untuk bergandengan dengan saya...ohhhh...she´s extremely sweet. Dan tidak jarang ditariknya tangan saya ke arah wajahnya dan diapun menikmati sentuhan tangan saya diwajahnya... it was a really priceless moment for me. 

Dan rasa kagum saya terhadap Pascalpun semakin bertambah, ketika saya melihat dia tetap berjalan tegap dan kuat membawa semua beban tanpa pernah mengeluh lelah atau pegal. Bahkan seringkali dia menggandeng lengan saya untuk tetap semangat berjalan ketika saya mulai sering berhenti karena kaki mulai terasa asam karena pegal yang sangat amat dan bertanya "masih lama ya yang?...kapan sampenya sih?... masih jauh ya?"... Dan dia selalu menyemangati saya dengan menjawab "another 10 minutes then we will get on top yang"...(Yang mana setelah turun gunung saya baru tahu sebenarnya itu gak benar. Dia hanya mau saya tidak patah semangat kalau saya tahu bahwa perjalanannya masih sekitar 30 menit lagi). 



Selama perjalanan kami berbicara banyak hal, tentang masa depan kami, tentang rencana untuk anak-anak kami, tentang teman, tentang dunia, tentang segala hal & sesekali saya memotret beberapa moment. Yang terpenting adalah kami merasakan kebersamaan diantara kami semakin terasa dekat and it´s kinda team building for us. We love it very much!...
Dan tidak terasa kamipun tiba dipuncak gunung Rigi...yeayyy...tapi ternyata langit di atas gunung lebih mendung dan cuaca lebih dingin daripada di bawah. Kamipun segera masuk ke dalam restaurant untuk makan siang dan kamipun segera memesan kentang goreng, sup roti dan salad. Setelah menyuapi Malika dengan makanan yang sudah saya siapkan dari rumah, sayapun menikmati makan siang saya berdua Pascal. Dan setelah selesai makan, kamipun bersiap-siap kembali untuk melanjutkan perjalan untuk turun ke bawah. 


Kamipun mengambil jalur lain untuk turun ke bawah karena kami berencana untuk mencari makanan penutup di sebuah traditional restaurant di kaki gunung. Dan on the way back down, kami melihat 2 orang laki-laki yang sedang mempersiapkan diri untuk bermain paragliding di atas gunung. Banyak sekali orang-orang yang berkumpul untuk melihat mereka terjun dan terbang. Dan bagi saya, rasanya ngilu sekali ketika melihat mereka berlari mundur sambil menarik layarnya dan terjun bebas....hiyyyy, saya gak bisa membayangkan seandainya payungnya harus tersangkut disebuah pohon dan orang itu harus bergelantungan sambil menunggu pertolongan...aduhhh...gak deh....


Pemandangan selama perjalanan turun terlihat lebih terbuka dan lebih banyak dilalui oleh orang-orang menuju ke gunung Rigi karena tidak seterjal rute keberangkatan kami. Tapi jangan salah, perjalanan turun tidak lebih mudah daripada perjalanan ke atas. Karena kakipun harus lebih kuat menopan badan ketika jalanan turunnya membuat kita meluncur lebih kencang. Dan semakin kita menuruni gunung, semakin kita merasakan hangatnya matahari lagi dan membuat kita semakin bersemangat untuk segera sampai di bawah. Dan jangan aneh kalau melihat banyak sekali sapi-sapi besar disekitar pegunungan sebagai pemandangan...(Swiss gitu loh, symbolnya aja sapi...:)))



Kamipun berhenti sejenak di sebuah restaurant tradisional Swiss untuk menikmati black cherry pie dan secangkir susu coklat hangat sambil merasakan kehangatan sinar matahari dan suasana authentic pegunungan dengan iringan musik traditional Swiss. Tidak hanya itu, Malikapun bisa berinteraksi langsung dengan hewan jinak seperti kuda poni putih yang dipelihara oleh sipengelola restaurant dengan bebas.



Tidak lamapun kami menyelesaikan hidangan penutup dan susu coklat hangat kami dan segera melanjutkan perjalanan kembali . Tidak terasa kamipun hampir tiba kembali ke tempat awal kami berangkat. Ahhhh....rasanya ada kepuasan tersendiri ketika kami melihat parkiran mobil di depan mata dan melihat kembali ke atas gunung Rigi sambil berkata bahwa kita tadi ada di atas sana. Well done Pasci, well done Lia, well done Malika... Malika?... why we did not hear you anymore...ah ha... no wonder you did not speak at all... you already fell asleep... ohhhh, she must be really tired because of the journey and the climate. She looked so cute and peaceful sleeping inside her Babybjorn.

Ahhh...it was a great day for us even when we found a letter on our car window that we had to pay fine for parking place because Pascal forgot to put money into the parking machine before we went up to the mountain :))



No comments:

Post a Comment