Monday 7 March 2011

"stop mogok bicara ketika marah!" (seruan untuk diri sendiri)

"Kamu kalau marah ngomong, jangan diam saja. How can I understand what you feel if you just keep silent for 2 days"... Hmmm, those are normal word said by my husband when I got grumpy. Gue sendiri sering bertanya dalam hati, kok bisa ya gue kalau marah itu diam dan tidak bicara berhari-hari. Padahal hanya hal-hal sepele yang biasanya membuat emosi gue jadi naik tegangannya. Dari mulai dia yang taruh sepatu sembarangan, piring kotor yang tidak langsung dimasukkan ke mesin, salah taruh gunting, buang baju sembarangan, lupa buang bekas contact lens ahhh adaaa saja hal-hal rumah tangga yang bikin gue panas dingin jadinya

Dan pada umumnya orang marah itu pasti ngomel-ngomel, ngedumel, ngomong tidak ada hentinya. Tapi untuk gue, casenya "agak" berbeda. Ketika rasa kesal yang amat sangat datang, rasa ingin berbicarapun hilang. Yang ada dikepala ini berpikir : memangnya  kalau gue ngomong elo ngerti mau gue apa. Atau, emangnya elo bisa terima keluhan gue tanpa elo harus bikin excuse.

Ok, ok, gue tahu itu bukan kebiasan yang bagus untuk dikomentari, karena normalnya sebuah hubungan setiap ada masalah harus dibicarakan. Dan sudah cukup lama gue "struggling" dengan kebiasaan buruk gue yang mogok bicara ketika sedang marah. Dan tidak hanya mogok bicara saja yang gue lakukan, tapi juga mogok bersihin rumah, mogok masak dan mogok buka pintu kamar...*please stop laughing at this part*...

Hhmmm...not really a good sample to do though?... Sering sekali gue mencoba berdamai dengan diri sendiri dan berbicara dengan hati sendiri untuk tidak bersikap seperti anak kecil yang mogok bicara karena tidak dibelikan manisan. Tapi rasa keras hati dan kepala ini sulit sekali diajak kompromi. Dan entah kenapa, gue harus butuh beberapa hari untuk melunakkan hati yang sedang keras. Padahal gue sadar banyak negative effects yang gue dapat dari attitude seperti itu.
Sampai pada suatu saat, ketika dia merasa so helpless karena tidak tahu lagi harus bagaimana melunakkan hati gue untuk berbicara seperti layaknya sebuah pasangan, dia berbicara dengan lembut sambil membelai rambut saya dengan hati-hati : "yang, I know you want to give me a lesson for what I did by not talking to me and I really understand what you meant. I just can say that I am really sorry and promise will try not to do it again. But please keep reminding me again when I do wrong as I have so many things in my head and I am not a multy task person like you. I am not trying to make an excuse but I am not only a bad person. I also have a good side. Please think about the good side of me even it's not a lot then you might be love me again...".. uhhhh... bagaimana gue bisa meneruskan aksi mogok bicara gue kalau dengar dia bicara seperti itu.

When I think back again of what life I had before I met him, the life that I have now with him is beyond of my expectation, it is an extremely amazing life. Bagaimana dia menerima gue apa adanya, tidak pernah mengeluh ketika dia harus bangun pagi sendiri dan mempersiapkan sarapan tanpa gue karena gue masih terbaring tepar di tempat tidur akibat bergadang untuk Malika, tidak pernah marah ketika gue lupa menyetrika seragam kerjanya dan tidak pernah membentak ketika pulang kerja gue belum selesai masak. And I should have not complained and act so like a drama queen just because he  forgot to put his shoes on the right place... I should have opened my heart as big as yours... I love you P...

4 comments:

  1. Enny Pusparini7 March 2011 at 20:15

    Correct Lia... We all ladies have to change our attitude... Silent is NOT a GOLD... by keep Silent, pasangan kita gak tau kita maunya apa dan mintanya gimana... yang ada malah justru bukan problem solving yang didapet...

    i did it sometimes, but after i read this we all ladies have to change the SILENT HABIT if something went wrong specially with our love ones...

    ini juga berlaku buat gw, karena gw suka berbuat kayak gini... apalagi kalo berantemnya di on our way home, kadang gw gak mau liat mukanya karena kesel... yang ada liat ke kaca kiri terus liatin jalanan... hahahhahahhaa...

    thanks ya darling udah "WAKE ME UP" from the SILENT HABIT....

    ReplyDelete
  2. Darling Enny, emang gak gampang ngilangin habit "mogok" ngomong kalau lagi marah, gue juga lagi berusaha ke arah yang lebih dewasa kalau lagi marah. Berusaha untuk bersuara walau masih suka berat, tapi memang rasanya beda ketika kita marah kita bicara dan berdiskusi karena tidak ada lagi "hilang rasa sayang sementara" karena rasa marah yang tidak tersalurkan menutupi rasa kita. And it´s not fair for him that we close our heart for something that we can talk it over.. (nice to know that my write can inspire you...kisses to you)

    ReplyDelete
  3. Aaah Lia, gw suka dan setuju banget sama tulisan elo ini.
    Tapi emang agak susah buat ngerubahnya. Yang ada kalau lg tinggi trus gw tetep ngomong takutnya malah kata-kata yang ngga enak yang bakal keluar, atau mgkn juga sebenernya mnrt kita kata2 yang biasa, tp diterima orang lain beda.

    I'll try to change that SILENT HABIT ...

    ~Enny, ati2 ntar lehernya ngga bisa nengok ke kanan lagi lho :D

    ReplyDelete
  4. hahahaha...ternyata gak cuma gue aja yang suka bikin aksi mogok buka mulut kalo lagi ngambek. Hayo mari segera dirubah sebelum suami juga mulai bikin aksi mogok ngasih uang belanja...:-))

    ReplyDelete